Selasa, 18 Juni 2013 |
1 komentar
Di pinggiran kota yang ramai mobil dan
sepeda motor berlalu lalang terdapat seorang ayah muda sedang menimang anaknya
yang masih berusia sebulan. Ditemani oleh sore hari yang cerah, sinar matahari
yang menerobos daun – daun yang
bergoyang tertiup angin sepoi – sepoi. Anaknya yang dari tadi menangis mulai
menjadi – jadi.
Sang anak tidak diam malah tanggisannya
bertambah keras.
“Uh….. apa yang kau ingin kan, ayah
tidak tahu. Aku sudah memberimu susu, mengganti popokmu dan sekarang popokmu
pun masih bersih” memegang kepala, seakan kepalanya akan pecah.
“Kasihan anakmu dari tadi menanggis
terus”
Ada suara seorang gadis dari belakang
mengagetkan ayah tersebut. Gadis berpakaian santai dan membawa tas seperti
pulang dari sekohah.
“Ah, oh ini dari tadi menangis terus
saya berusaha menenangkan tapi tidah bisa” sedikit terkejut.
“hemt..maaf boleh saya menggendongnya”
menyodorkan tangan mengambil bayi tersebut.
“Baiklah” memberikan.
Entah apa yang dimiliki gadis itu bayi
tersebut langsung diam tanpa botol susu. Gadis itu hanya menimang sambil
menyanyikan senandung –senandung halus yang keluar dari mulutnya. Ayah muda
hanya melihat keheranan yang dilakukan gadis tersebut.
“Apa yang kau lakukan?”
“Tidak hanya seperti ini. Boleh saya
memberi sedikit nasehat?”
“Silahkan”
“Bayi perlu diberi perasaan halus.
Percuma jika anda menggendongnya saja, memberikan susu, mengganti popok. Itu
semua tidak cukup” menasehati.
“Seperti perasaan seorang ibu?”
menjelaskan
“iya seperti itulah, eh tapi tidak hanya
seorang ibu. Ayah pun bisa memberikannya. Ngomong – ngomong dimana ibunya?”
Wajah ayah muda yang tersenyum
mendengarkan penjelsan tersebut berubah menjadi sedih.
“Ibunya meninggal setelah melahirkannya”
“Maaf, saya tidak tahu.” Dengan muka
menyesal menanyakan hal tersebut.
“iya tidak apa. Dari pakaian dan tas
yang kamu bawa. Kamu masih sekolah ya?” sambil melihat tas.
“Iya kuliah hampir selesai kok. Ini
tinggal ngurusun skripsi.”
Tidak terasa waktu terus berjalan dan
matahari pun mulai tenggelam ke barat. Tadi cahaya matahari yang masih terang
menjadi lebih redup. Mobil dan motor yang tadi ramai berlalu lalang menjadi
sepi digantikan oleh beberapa motor.
“Maaf, saya harus pulang sekarang sudah
jam 5” sambil melihat jam di tangannya lalu menyerahkan bayi ke ayahnya.
“Iya, terima kasih atas bantuan dan
nasehatnya. Hati – hati!” berteriak ke arah gadis tersebut yang hampir berbelok
ke gang.
Ayah muda menimang anaknya yang masih
tertidur pulas, tiba – tiba bayinya bergerak dan mulai menanggis lagi. Sang
ayah hanya menarik nafas panjang berfikir sebentar, lalu berlari menuju gang
gadis tersebut berbelok. Bukan gadis yang ditemuinya melainkan hanya pejalan
kaki.
“Iya saya lupa”
Ayah muda memalihkan wajah mengikuti
suara tersebut. Dilihatnya gadis itu tersenyum.
“Jangan membawanya dekat jalan raya. Lebih baik ke taman.”
Sambil mendekat ke arah gadis membawa
anaknya yang menangis.
“Baiklah besok saya akan membawanya ke
taman.” Tersenyum.
~VH~
~VH~
1 komentar:
Maaf, numpang blogwalking ya
http://indonesianartistsunited.blogspot.com/
Posting Komentar