angel death

pagi yang sama seperti biasa, aku menjalankan aktivitas seperti anak-anak lain. setelah bangun dan merapikan kamarku aku bergegas turun kebawah dan menyantap sarapan pagiku.
" hari ini aku pulang malam kalian tidak usah mengkhawatirkanku." kata ku dingin
" baiklah." jawab ayah angkat ku singkat.
selesai sarapan aku lngsung berangkat kesekolah. aku hidup dengan kedua orang tua angkat ku dan seorang saudara angkat prempuan. walau aku selalu bersikap dingin dengan mereka tapi mereka selalu menyayangi ku dan mengerti keadaan ku. hari ini terasa sangat membosankan, entah kenapa aku merasa akan terjadi sesuatu. tepat dijam istirahat sekelompok orang tag ku kenal datang menghampiri ku. mreka bukanlah orang" yg ku kenal, penampilan salah seorg diantara mereka sangat rapi dan terlihat bijak namun ada pula beberapa org yg berpenampilan seperti preman. seorg pria yg berpenampilan rapi itu'pun memanggil nama ku, entah dari mana ia tahu nama ku.
 "Richie??" panggilnya, brjala mndekat kearah ku.
Aku hanya melontarkan syuman kecil kearah org itu.
Setibanya mereka dihadapan ku, mereka pun mulai mngutarakan maksut kdatangan mereka kesini.
 "dari mana kalian tau nama ku?" tanya ku datar.
 "itu tidaklah penting, yg trpenting sekarang adl kau harus ikut dengan kami semua." jelas Steve, pria yg berpakaian rapi.
 "ikut dengan kalian?? kemana?" penasaran.
 "sudahlah, kau ikut saja, unt urusan orang tua dan sekolahmu kami sudah mengurusnya." jawab Vin, slah satu anggota Steve.
Dengan wajahnya yang terlihat sangat bijaksana Steve meyakinkan ku dengan senyumannya yang khas. tanpa banyak bertanya lagi aku pun mulai memasuki mercedes benz silver tag beratap. dikemudi sudah siap sedia seorang pria tampan yang menyambut ku dengan senyuman manisnya lalu mulai memperkenalkan dirinya.
 "Nickolas, kau bisa memanggil ku Nick." katanya lembut dengan sedikit menundukkan kepalanya, seperti menyambut kedatangan seorg putri.
 "kau bisa memanggil ku Lee." jawab ku singkat, tanpa senyum.
 "baik'lah Stev, aku akan mengajaknya berkeliling sebentar." seru Nick sambil memacu mercedez benznya dengan kencang.
Steve hanya tersenyum santai lalu memasuki mercy SLS AMG kesayangannya diikuti dengan aggota yang lain. mrekapun bergegas menuju markas kebesaran mereka. sementara itu Nick membawa ku berkeliling melihat kilauan cahaya yang terpancar dari permukaan air pantai.
 "apa kau benar-benar tidak mengingat kami??" tanya'n memecah kesunyian diantara kami.
 "aku  rasa tidak. aku sama sekali tidak ingat bagaimana masa kecil ku." jawab ku dingin.
 "(tertawa) walaupun kau tak mengingat kami namun sifat dan kelakuanmu sama sekali tidak pernah brubah." tambahnya. "baik'lah aku rasa cukup jalan-jalan untuk hari ini, Steve dan yang lain sudah menunggu kita dirumah." serunya setelah melihat kearah jam tangannya.
Selama perjalanan menuju "rumah" aku sama sekali tidak berkata sepatah katapun dan asik memperhatikan pemandangan sekitar. sementara itu Nick sesekali memandang kearah ku sambil berkonsentrasi dengan kemudinya. tidak beberapa lama kemudian sampailah kami disebuah rumah yang sangat besar, sebenarnya rumah itu lebih cocok disebut dengan kastil, karena ukurannya yang serba besar. Setelah memasuki gerbang, Nick menghentikan mobil'n tepat didepan pintu masuk rumah tersebut. didalam sudah nampak beberapa org yang sedang duduk dengan gayanya yang bijak sedang melihat kearah ku.
 "(membukakan pintu untuk ku)kita sudah sampai. welcome home, Lee.." ujarnya penuh dengan senyuman hangat.
aku'pun turun dari mobil itu dan mulai melangkahkan kaki memasuki ruangan besar itu.
 "comment allez-vous, ma chère?" kata Bruce salah seorg dari mreka pada ku.
 "Je vais bien!!" jawab ku spontan.
kemudian tawa pria yang menyapa ku tadi meledak memecahkan kesunyian diruangan itu.
 "sudah ku bilang kan, dia tidak akan kehilangan keahliannya walaupun dia kehilangan ingatannya." ujarnya ditengah-tengah tawanya.
 "sudah'lah, biarkan dia beristirahat. Sam, Dean antarkan Lee kekamarnya." ucap Steve halus.
tanpa komentar kedua bersaudara itu mengantarku menuju kamar yang katanya kesayangku dulu, tapi tetap saja aku tidak dapat mengingat apapun tentang masa laluku ketika bersama mereka. setibanya dikamar, Sam membuka percakapan diantar kami bertiga.
 "beristirahat'lah, besok pagi akan ku tunjukan sesuatu padamu." ucapnya sopan dan halus.
 "terimakasih." sahutku
 "apa kau benar" tidak bisa mengingat apapun tentang kami??" tanya Dean dengan nada tinggi, membuatku sedikit tersentak.
 "Dean?!!" melirik kearah Dean, bertanda menyuruh Dean unt sedikit halus.
 "oohh, maaf. aku hanya terlalu bersemangat saja karena kau telah kembali lagi kesini. dulu kau masih sangat kecil dan manis, sekarang kau sudah berubah menjadi seorang gadis yang sangat cantik dan sexy." ocehnya dengan sedikit memamerkan snyum playboynya padaku.
 "baik'lah, kami tidak akan mengganggumu lagi. kalau kau butuh sesuatu, tekan saja tombol dibalik pintu ini." jelas Sam smabil menunjukan sebuah tombol berwarna merah yang berada dibalk pintu. "maafkan kakak ku yang kurang ajar, tapi dia adalah satu-stunya org yang paling dekat denganmu dulu." tambah Sam, lalu menghilang dibalik pintu besar ini.
aku pun memulai mengelilingi kamar yang sangat luas ini dan memulai mengingat sesuatu tentang masa lalu ku yang hilang. mungkin saja ditempat ini aku bisa sedikit demi sedikit mengingat masa lalu ku itu. sudah hampir 3 jam aku mencoba mengingatnya namun aku masih tidak bisa mengingat apapun ttg diriku dan semua org" ini. akirnya, karena kelelahan aku pun tertidur dikursi diberanda kamarku. 
 Sementara itu, di ruang rapat para tetua Angel Death Community..
 "dia sudah besar sekarang.." kata Andy mengawali pembicaraan.
 "ya, sudah saatnya dia tau tentang semuanya." sahut Steven dg nada serius.
 "tapi dia masih blum bisa mengingat apapun ttg masa lalunya!!" seru Bruce.
 "kita akan membuatnya ingat kembali.!!" jawab Vin, lalu meninggalkan ruang itu dan berjalan mnj kamar ku.
sesampainya dikamar ku dia melihat ku sedang tertidur pulas dikursi dikoridor kamar ku. perlahan dia berjalan mndekat kearah ku sembari membawa sebuah selimut dan menyelimuti ku dg penuh kasih sayang.
 "andai saja waktu itu kau tetap bersama kami, mungkin semua ini tidak harus terjadi," ucapnya lirih sambil mengelus kepala ku.
Karena merasa ada yang mengelus kepala ku, akuk pun terbangun dan sedikit terkejut melihat Vin yang sudah brada disamping ku. melihat ku terbangun dia hanya melontarkan senyuman kecil kearah ku, lalu dia berdiri dan berjalan mendekati pagar dikoridor ini.
 "maaf, sudah membangunkanmu." katanya halus. sungguh berbeda dengan sosok yang ku temui siang tadi.
 "tidak apa-apa." jawab ku singkat.
 "kau masih saja sedingin dulu. kau benar-benar mewarisi sifat ayah dan ibumu." jelas Vin, membuatku penasaran.
 "kau mengenal orang tua kandung ku??" tanya ku penuh semangat.
 "tentu saja, mereka adalah yg terbaik dari yang terbaik." 
 "bisa ceritakan lagi tentang mreka?! aku sangat ingin tahu tentang kisah kedua orang tua ku." pinta ku sdkit memelas.
 "itu bukan tugas ku." jawab Vin, kemudian dia berjalan keluar dari kamar ku.
 "hei, tunggu dulu!? apa maksudmu??" kata ku sdikit berteriak, namun Vin sama sekali tidak menggubris ku. dia terus berjalan dan menghilang dibalik pintu.
~IA~

About Me

Foto saya
Je suis juste une fille ordinaire

Nama

Email *

Pesan *

2015 Vicka H & Iin A Blog's. Diberdayakan oleh Blogger.

Member